Jumat, 01 Maret 2013

PEMIKIRAN I

 Oleh : Abdul Muhtadin Madtahri

Bangsa Indonesia dengan tradisi Melayunya banyak memiliki pepatah yang menggambarkan kualitas karakter manusia seperti ini, yaitu: duri dalam daging, menggunting dalam lipatan, makan tulang kawan, musuh dalam selimut, serigala berbulu domba, musang berbulu ayam, manusia bunglon dan entah apa lagi. Mungkin kultur nenek moyang bangsa Indonesia dekat dengan hal semacam itu sehingga ada begitu banyak peribahasa dan ungkapan yang kita warisi saat ini. Entahlah….


Saya bukan ingin menjudgetifikasi bahwa karakter bangsa kita seperti ungkapan-ungkapan yang ada diatas tapi mau tidak mau, sadar atau tidak sadar relevansi ungkapan pribahasa diatas nampaknya berbanding lurus dengan realitas kehidupan kita sehari-hari itupun kalau secara kesatria kita mau mengakuinya haha..

Nampaknya nenek moyang kita jauh lebih memahami karakter anak cucunya ketimbang kita pada generasi sekarang yang semestinya menjadi the rising generation bagi peradaban . contoh kecil dari budaya karakter negatif bisa kita lihat pada saat helatan politik pemilihan pemimpin (pilkada,pilpres dll) dan saya tentunya tidak perlu panjang lebar menjelaskan atau mengemukakan fakta tentang budaya negatif dikehidupan keseharian kita yang masih saja dipakai dalam prosesnya.

Memang benar adanya dalam kehidupan selalu ada dua sisi yang berbeda dan saya kira itu sangat normatif dan alamiah seperti halnya ada siang tentu akan ada malam, ada laki-laki tentu harus ada perempuan, tinggi dan rendah, panjang pendek, jauh dekat, negatif dan positif dan lain-lain. Bahkan dalam setiap cerita pasti akan ada dua sisi yang ditampilkan yaitu sisi buruk dan baik, tokoh antagonis dan protagonis..nah sekarang saya mau bertanya apakah kita akan memilih tokoh dengan karakter baik atau buruk??  100 persen saya yakin anda semua akan memilih karakter yang baik..namun muncul pertanyaan selanjutnya, apakah pilihan anda semua sejalan dengan kehidupan yang anda lakukan?? Walaupun kurang fair bila saya berfikir skeptis bahwa pilihan anda hanya sebatas pengakuan saja dan itu boleh diperdebatkan..

Nampaknya kita semua sebagai generasi baru dengan paradigma berfikir baru harus mulai  memahami kondisi kekinian yang justru menggeruskan tatanan moralitas yang tembus tanpa tapal batas dengan mengacak-acak status sosial, agama, ras dan penajaman kesadaran berkonflik. Sungguh ini merisaukan bagi sebuah generasi yang telah kehilangan masa depan cerah di masa dini. Maka oleh karena itu, saya berharap kita semua mulai mencari gagasan baru yang akan mampu menghadapi realitas yang membutuhkan rethingking pemikiran dan revolusi intelektual yang bisa mengeluarkan kita dari lubang hitam kesemerawutan yang di sebabkan oleh gravitasi dahsyat krisis moral dan serangan-serangan budaya globalisasi negatif.

Terakhir, ijinkan saya mengutip salah satu ayat dalam al-quran surat al-imran ayat 190 yang berbunyi "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal , ( Ali Imran: 190)" mudah-mudahan kita masih punya akal yang sehat yang bisa berfikir positip tentang masa depan. amin. 

(jakarta, 27 juli 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar